Halo guys, kali ini kita mau bedah salah satu karakter paling rumit dan punya banyak nama di dunia Genshin Impact: Scaramouche! Tapi kita gak akan bahas yang udah jadi Fatui Harbinger atau Balladeer. Kita mau fokus ke dua fase pentingnya: Kabukimono dan Wanderer.
Dua nama ini bukan sekadar julukan, tapi filosofi hidup yang membentuk perjalanannya mencari jati diri setelah dia ditinggalkan dan dikhianati.
“Aku mungkin tidak seperti yang lain. Penampilanku aneh, asal-usulku adalah misteri. Tapi kenapa aku harus menjadi sama? Bukankah dunia ini lebih menarik karena ada yang berbeda?”
1. Kabukimono: Si Eksentrik yang Terbuang (Pencarian Jati Diri yang Gagal)
Secara historis, di Jepang, Kabukimono (傾奇者) mengacu pada individu yang nyentrik, mencolok, atau gila dalam penampilan dan perilaku. Mereka adalah anti-mainstream pada zamannya, seringkali bandit atau pemberontak yang berpakaian aneh dan membawa pedang besar. Mereka adalah cikal bakal yakuza modern.
Dalam konteks Scaramouche, Kabukimono adalah identitas pertamanya setelah dia ditinggalkan oleh penciptanya, Raiden Ei, karena dianggap terlalu rapuh (menangis dalam tidurnya).
- Filosofi Kabukimono:“Aku berbeda, dan aku akan hidup dengan caraku sendiri.”
- Sebagai boneka dewa yang dibuang, dia membawa Plume of Luxury (pinion emas dari Ei) yang menunjukkan asal-usulnya yang “ilahi,” tetapi dia memilih untuk mengembara tanpa tujuan.
- Dia hidup di antara manusia, mencoba merasakan apa itu “hati” dan kasih sayang. Dia memiliki penampilan yang unik—Kabukimono sering dikaitkan dengan aktor teater Kabuki yang ekspresif dan eksentrik.
- Tragedi: Meskipun dia baik hati dan naif (dia bahkan diadopsi oleh seorang pandai besi bernama Katsuragi dan berteman), kebaikan ini dihancurkan oleh pengkhianatan dan kematian orang-orang yang dia cintai di Tatarasuna. Dia merasa dikhianati oleh manusia dan bahkan oleh dewinya sendiri karena tidak ikut campur.
💔 Inti Penderitaan: Kabukimono adalah fase pencarian hati yang gagal. Dia berusaha menjadi manusia sejati, tetapi kepahitan dan penderitaan membuatnya memilih jalan lain, yaitu menjadi Balladeer (Scaramouche) yang penuh dendam.
2. Wanderer: Si Pengembara Tanpa Memori (Penciptaan Jati Diri yang Baru)
Setelah menghapus keberadaannya dari sejarah Teyvat menggunakan kekuatan Izin yang baru dan kemudian memulihkan ingatannya dengan bantuan Traveler, ia memilih nama baru: Wanderer (Pengembara).
- Filosofi Wanderer:“Aku tidak memiliki masa lalu, aku akan mendefinisikan diriku sekarang.”
- Wanderer secara harfiah berarti orang yang mengembara atau berkeliaran. Namun, dalam kasus ini, itu lebih dari sekadar bergerak; ini adalah perjalanan spiritual.
- Dengan menghapus masa lalunya sebagai Kabukimono dan Balladeer, dia secara fundamental menjadi kosong. Dia tidak lagi terikat oleh penyesalan atau dendam.
- Eksistensialisme: Dia menjadi karakter yang bebas mutlak untuk menentukan nilainya sendiri. Dia memilih untuk bekerja dengan Traveler, bukan karena Gnosis atau ambisi, tetapi karena dia memilih untuk melakukan kebaikan sebagai cara untuk menebus dosa masa lalunya yang terlupakan.
✨ Inti Kebebasan: Wanderer adalah wujud tertinggi dari kebebasan dan tanggung jawab diri. Dia tidak lari dari takdir, tetapi dia menghancurkannya dan membangun nasibnya sendiri, langkah demi langkah, sebagai pengembara yang mencari makna baru dalam hidup.
Perjalanan dari Kabukimono yang naif dan patah hati menjadi Wanderer yang bebas dan bertanggung jawab adalah kisah tentang bagaimana trauma membentuk seseorang, dan bagaimana pilihan untuk move on dapat menulis ulang seluruh sejarah hidup. Dia memilih untuk mengembara bukan karena dia tidak punya rumah, tetapi karena dunia adalah rumahnya, dan dia adalah penulis ceritanya sendiri.
